PT Visi Media Asia Tbk, VIVA dengan dua stasiun televisi, ANTV dan TVOne dikabarkan mengalami kerugian cukup besar ratusan miliar rupiah karena pencapaian iklan masuk jauh di bawah target. Seperti yang diketahui, VIVA menggelontorkan dana sekira $65 juta atau setara Rp764 miliar untuk membeli hak siar piala dunia untuk tanggal 12 Juni hingga 13 Juli 2012.
Seorang analis ekonomi dari PT Investa Sarana Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan “Lisensi World Cup dari FIFA kan Rp. 600 miliar sedangkan iklan yang masuk kurang dari Rp. 100 miliar. Coba lihat iklan Piala Dunia sedikit, kemarin Erick Thohir bilang sudah menutupi iklan, tapi dilihat iklanya tidak sampai Rp 600 miliar, belum lagi dilihat dari rate waktunya cuma berapa menit saja. Dia menyebutkan, minimnya kontribusi iklan sangat terlihat. Terutama jika dibandingkan dengan gelaran yang sama empat tahun lalu. “Coba bandingkan Piala Dunia 4 tahun lalui di televisi lain,” jelas dia.
Namun di akhir penyelenggaraan Piala Dunia, grup VIVA dirundung duka. Harga saham anjlok di perdagangan bursa. Salah satunya disinyalir karena kinerja keuangan perseroan yang tidak bagus. Santer beredar kabar, penyebabnya adalah kerugian dalam penyiaran Piala Dunia dimana laporan keuangannya pasti akan hancur.
Salah satu yang membuat iklan di penyiaran Piala Dunia kali ini minim adalah rendahnya kontribusi iklan rokok. Selama ini iklan utama penyiaran sepak bola di tanah air disumbang dari rokok. Namun setelah adanya Permenkes No 28 Tahun 2013 yang membatasi iklan, promosi, dan sponsorsip rokok di seluruh media cetak maupun elektronik, otomatis pendapatan iklan rokok jauh berkurang.
Salah satu batasan dalam aturan tersebut adalah tidak diperkenankan sponsorship dari perusahaan rokok untuk semua kegiatan, baik yang bersifat pendidikan, kesenian, olahraga, maupun kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Iklan bola itu utamanya dari Rokok. Djarum dulu berani bayar mahal, sekarang rokok tidak bisa pasang iklan seperti itu lagi karena peraturan dari pemerintah,” papar Kiswoyo. Kiswoyo menjelaskan, kerugian dalam penyiaran Piala Dunia akan terlihat dalam laporan keuangan perusahaan semester satu tahun ini. Kinerja keuangan diprediksi anjlok.
Dibandingan biaya membeli lisensi hak siar Piala Dunia 2014 sebesar Rp 600 miliar, ternyata pemasukan total iklan sangat sedikit Rp 100 miliar. Iklan yang ditayangkan pun bisa dibilang sangat sedikit. “Coba lihat iklan Piala Dunia sedikit, belum lagi dilihat dari rate waktunya cuma berapa menit saja,” ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (13/7). Dia menyebutkan, minimnya kontribusi iklan sangat terlihat. Terutama jika dibandingkan dengan gelaran yang sama empat tahun lalu. “Coba bandingkan Piala Dunia 4 tahun lalui di televisi lain,” jelas dia.
0 Komentar untuk "Penyebab Mengapa VIVA Rugi Siarkan Piala Dunia 2014"