Powered by Blogger.

Kronologi Konflik dan Serangan Udara Israel Ke Gaza Palestina

Dampak Kerusakan di Gaza, Palestina Akibat Serangan Israel Reuters

Inilah kronologi mengapa terjadi konflik dan serangan udara Israel ke Gaza Palestina yang terjadi sejak hari Selasa, 8 Juli 2014, dimana pesawat tempur Israel menghantam lebih dari 750 target di Gaza yang dikaitkan dengan kelompok militan Islam Hamas yang berkuasa. Palestina mengatakan sekurang-kurangnya 80 orang telah tewas, termasuk banyak warga sipil. Tidak ada korban fatal di pihak Israel.

Jurubicara militer Israel Peter Lerner mengatakan, tujuan operasi tersebut adalah menghentikan peluncuran roket-roket Palestina yang mengancam penduduk sipil Israel yang dinamakan Operasi Perlindungan Tepi (Operation Protective Edge). Nampaknya eskalasi di Timur Tengah akan meningkat karena pejabat pejabat Israel mengatakan, serangan udara akan dilanjutkan selama Hamas masih menembakkan roket ke Tel Aviv dan pusat-pusat penduduk Israel lain.

Berikut adalah kronologi mengapa peristiwa konflik serangan udara antara Israel dan Hamas di jalur Gaza terjadi walaupun konflik Israel dan Palestina sudah terjadi sejak pertengahan abad ke-20 (tahun 1947), yang diperoleh dari berbagai sumber, termasuk dari dw.de, Reuters dan middleeasteye.net.

Perwakilan pimpinan dua organisasi terkenal di Palestina, Hamas dan Fatah mengadakan pertemuan di Gaza untuk membahas rekonsiliasi. Kedua kelompok ini ingin mengakhir konflik antara mereka yang memburuk sejak tahun 2006 yang membuat terjadinya konflik bersenjata. Hamas berhasil menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007 dan membentuk pemerintahan di Tepi Barat.

Ketika Israel melakukan negosiasi perdamaian dan gencatan sejata dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dimana Fatah merupakan partner yang melakukan negosisasi ini, Hamas kemudian dicap kedua belah pihak sebagai organisasi teroris. Walaupun demikian, pada bulan April 2014, Fatah dan Hamas menandatangani perjanjian untuk setuju membentuk pemerintahan secara bersama-sama atau membentuk suatu koalisi yang akan terbentuk beberapa bulan kemudian.

Pada tanggal 2 Juni 2014, Hamas dan Fatah membentuk koalisi pemerintahan bersama atau pemerintahanan persatuan Palestina di Tepi Barat, Kota Ramallah. Kabinet baru kemudian dibentuk yang terdiri dari 15 orang ahli yang independen, yang bertanggung jawab untuk menjalanan roda pemerintaha sementara sampai parlemen baru terbentuk dan presiden baru terpilih. Tanggapan dan reaksi dunia internasional akan kerjasama kedua kubu ini beragam ada yang pro dan kontra. Pemerintah Israel tidak setuju akan hal ini dan ingin melanggar perjanjian damai antara Israel dan Palestina yang dulunya diprakarsai oleh Amerika Serikat. Sementara itu, negara lain dari Eropa dan benua Amerika, merasa optimis dengan kerja sama tersebut.

Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Israel, Shimon Peres di Kebun Vatikan di tengah kebuntuan dialog antara Israel dan Palestina. Mereka berdoa bersama Paus Fransiskus demi perdamaian Timur Tengah yang disampaikan dalam tiga bahasa yakni Italia, Arab dan Ibrani dengan tema perdamaian, pengampunan dan penciptaan. “Tanpa perdamaian, kita tidak lengkap. Kita belum mencapai inti dari misi kemanusiaan ini,” kata Peres yang berada di masa akhir jabatannya sebagai Presiden Israel.

Abbas berharap perdamaian dapat menyelimuti Tanah Suci, Palestina dan Yerusalem. “Bersama-sama dengan warga masing-masing, kami berdoa kepada Tuhan untuk membuat Palestina dan Yerusalem, secara khusus, menjadi tanah yang aman bagi semua pemeluk kepercayaan, sebuah tempat untuk berdoa dan memuja keyakinan tertentu,” ujarnya.

Parlemen Israel, Knesset akhirnya memilih Reuven Rivlin, politisi veteran dan pendukung gerakan perluasan permukiman Yahudi, sebagai presiden baru negara itu menggantikan Shimon Peres. Pemilihan ini menempatkan sosok berpengaruh luas sekaligus penentang kehadiran negara Palestina merdeka sebagai kepala negara. Rivlin (74) adalah anggota parlemen dari sayap kanan Likud, yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Parlemen dan menteri. Dia mengalahkan Meir Sheetrit, politikus veteran lainnya, dengan perolehan suara 63-53 dalam pemungutan suara rahasia di parlemen

Rivlin dikenal sebagai sosok kontroversial di dunia internasional karena merupakan pendukung pembangunan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat, di tanah yang diklaim sebagai bagian dari Palestina. Soal Israel dan Palestina, Rivlin merupakan pengusul penyatuan khusus dengan kewarganegaraan bersama antara warga Israel dan Palestina tetapi ada dua parlemen terpisah sebagai wakil masing-masing.

Tiga remaja dan pelajar seminari Israel, 2 orang berusia 16 tahun dan 19 tahun diculik pada malam hari ketika dalam perjalanan pulang ke rumah dari sekolah di Tepi Barat. Salah satu remaja yang diculik diketahui bernama Naftali Frankel (16), ia memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Israel dan Amerika Serikat (AS). Salah satu remaja itu bernama Gil-Ad Shaer, sempat menelepon polisi selama beberapa detik dan mengatakan mereka menculik kami.

Polisi menduga ketiganya diculik dan dimasukkan ke dalam mobil yang dikemudikan seorang militan Hamas yang menyamar menjadi pria religious Yahudi ditemani seorang pria yang menggunakan senjata api. Menurut klaim polisi Israel, ketiga remaja itu akhirnya ditembak dengan senjata peredam suara dengan sedikitnya 10 luka tembakan.

Baca kronologi konflik selanjutnya, 14 Juni 2014…

0 Komentar untuk "Kronologi Konflik dan Serangan Udara Israel Ke Gaza Palestina"

Back To Top